Harga Emas Dunia Melesat, Geopolitik Dorong Sentimen Pasar

Selasa, 16 September 2025 | 15:10:40 WIB
Harga Emas Dunia Melesat, Geopolitik Dorong Sentimen Pasar

JAKARTA - Kenaikan harga emas dunia kembali menjadi sorotan pasar global. Pada perdagangan Selasa, 16 September 2025, logam mulia ini mencatatkan kenaikan tipis 0,06% ke posisi US$ 3.681,38 per ons, usai sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa di US$ 3.689,27 per ons pada awal sesi.

 Pergerakan ini memperlihatkan tren penguatan yang konsisten, seiring meningkatnya tensi geopolitik dan ekspektasi kebijakan moneter longgar dari bank sentral Amerika Serikat (The Fed).

Proyeksi Kenaikan Harga Emas

Pengamat pasar emas Ibrahim Assuaibi menilai tren positif ini kemungkinan berlanjut dalam waktu dekat. Ia memperkirakan harga emas bisa menembus US$ 3.700 hingga menyentuh level US$ 3.712 dalam pekan ini.

“Resisten pertama, saya melihat harga emas dunia kemungkinan besar dalam minggu ini akan menuju level US$ 3.712. Resisten kedua kemungkinan di level US$ 3.760,” ujar Ibrahim di Jakarta, Selasa (16 September 2025).

Namun, ia juga mengingatkan adanya potensi koreksi. Jika terjadi tekanan jual, harga emas bisa kembali melemah ke US$ 3.645, bahkan berlanjut ke kisaran US$ 3.596 per ons.

Faktor Pendorong Lonjakan Harga

Menurut Ibrahim, kenaikan emas tidak lepas dari kondisi geopolitik global yang kian panas. Dalam dua minggu terakhir, Ukraina meningkatkan serangan terhadap fasilitas minyak Rusia. Langkah ini dimaksudkan untuk memperlemah sumber pendanaan Moskow dalam melanjutkan perang.

Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump mendorong penerapan sanksi tingkat kedua terhadap industri minyak Rusia. Trump juga meminta NATO, Uni Eropa, dan G7 menghentikan pembelian minyak dari Moskow. Kebijakan yang semakin keras ini membuat pasar melihat emas sebagai aset aman (safe haven).

Dukungan dari Kebijakan Moneter

Selain faktor geopolitik, harga emas juga terdorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga acuan The Fed. Pasar memperkirakan ada pemangkasan sebesar 25 basis poin dalam pertemuan bank sentral Amerika Serikat pada 16–17 September mendatang.

Situasi politik internal AS pun ikut memengaruhi pasar. Pengadilan federal menerima banding Lisa Cook terkait pemecatannya oleh Trump, sehingga ia masih menjabat di dewan gubernur The Fed. Sementara itu, Senat AS juga mengukuhkan Stephen Meeran, penasihat ekonomi Trump, sebagai anggota dewan gubernur bank sentral.

Investor Semakin Optimistis

Menurut Ibrahim, perkembangan ini menambah keyakinan investor bahwa arah kebijakan moneter AS akan lebih dovish, atau cenderung longgar.

“Investor memandang bahwa penunjukkan Stephen Meeran merupakan tanggapan untuk menghadapi pertemuan bank sentral Amerika tanggal 16–17 yang kemungkinan besar condong lebih dovish. Sehingga kebijakan-kebijakan bank sentral Amerika kemungkinan besar akan condong menurunkan suku bunga. Hal itu yang membuat harga emas dunia kembali mengalami penguatannya cukup signifikan,” jelas Ibrahim.

Emas sebagai Safe Haven

Dalam situasi global yang penuh ketidakpastian, emas semakin memperkuat posisinya sebagai instrumen investasi yang aman. Geopolitik, potensi resesi, serta arah kebijakan moneter dunia, semuanya mendorong investor mencari lindung nilai melalui emas.

Kenaikan harga yang mendekati US$ 3.700 per ons sekaligus menandai level psikologis baru yang sebelumnya sulit ditembus. Jika tren berlanjut, bukan tidak mungkin emas akan menorehkan rekor baru di atas US$ 3.760 dalam waktu dekat.

Terkini