Reformasi TKDN Dorong Kepercayaan Industri Manufaktur Nasional

Kamis, 02 Oktober 2025 | 14:35:48 WIB
Reformasi TKDN Dorong Kepercayaan Industri Manufaktur Nasional

JAKARTA - Kebijakan reformasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang diterapkan pemerintah kini menjadi penggerak kepercayaan baru bagi pengusaha domestik. Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menegaskan bahwa reformasi ini mendorong pelaku industri untuk meningkatkan kapasitas produksi sekaligus memperluas pangsa pasar domestik.

“Dengan kebijakan TKDN yang baru, industri dapat lebih percaya diri untuk meningkatkan produksi sekaligus memperluas basis konsumen di pasar nasional,” ujar Agus, dalam pernyataan di Jakarta, Kamis (2 Oktober 2025).

Aktivitas Manufaktur Tetap Ekspansif

Meski pertumbuhan industri manufaktur sedikit melambat, geliat sektor ini tetap positif pada akhir triwulan III-2025. Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada September 2025 berada di 50,4, masih berada di atas ambang batas 50,0 yang menandakan ekspansi industri.

“PMI Manufaktur Indonesia berhasil bertahan di zona ekspansif selama dua bulan berturut-turut. Hal ini menandakan permintaan domestik yang kuat masih menjadi motor utama pertumbuhan,” kata Agus. Ia menambahkan, meski tekanan ekonomi global memengaruhi ekspor, permintaan luar negeri tetap cukup baik.

Konsumsi Domestik Jadi Motor Pertumbuhan

Data S&P Global menunjukkan bahwa permintaan baru meningkat selama dua bulan berturut-turut, terutama didorong oleh konsumsi dalam negeri. Hal ini menjadi momentum yang tepat bagi pelaku industri untuk memaksimalkan pasar domestik yang luas.

“Industri manufaktur di tanah air memiliki peluang besar untuk meningkatkan produksi karena permintaan domestik yang stabil dan terus bertumbuh,” ujar Agus.

Optimisme Produksi dan Inventaris

Hasil survei PMI manufaktur Indonesia juga menunjukkan bahwa pelaku industri meningkatkan pembelian input dan stok inventaris sebagai antisipasi kenaikan produksi di masa mendatang. Langkah ini mencerminkan optimisme industri terhadap prospek beberapa bulan ke depan.

Selain itu, tingkat ketenagakerjaan di sektor manufaktur mencapai level tertinggi dalam empat bulan terakhir, menandakan perusahaan siap menghadapi permintaan yang lebih tinggi. Kepercayaan bisnis pun meningkat, mencapai posisi tertinggi sejak Mei 2025.

“Peningkatan penyerapan tenaga kerja adalah sinyal positif bahwa industri bersiap menghadapi prospek permintaan lebih baik, sekaligus memperkuat kontribusi sektor manufaktur terhadap penciptaan lapangan kerja,” jelas Agus.

Insentif Pemerintah bagi Industri Hasil Tembakau

Selain reformasi TKDN, pemerintah memberikan dukungan lain melalui kebijakan tidak menaikkan cukai rokok tahun depan. Menperin menyebut langkah ini sebagai insentif bagi Industri Hasil Tembakau (IHT) yang memiliki kontribusi signifikan terhadap penerimaan negara, penyerapan tenaga kerja, dan devisa ekspor.

“Kebijakan ini diharapkan menjaga keberlanjutan usaha sekaligus mendukung stabilitas ekonomi nasional. Tidak menaikan cukai rokok merupakan insentif bagi pelaku IHT dan akan turut meningkatkan permintaan,” tambah Agus.

Koordinasi Lintas Kementerian untuk Stabilitas Industri

Kemenperin terus melakukan koordinasi lintas kementerian dan lembaga untuk:

Menjaga stabilitas harga bahan baku

Mendorong efisiensi rantai pasok

Memperkuat strategi hilirisasi industri

Mengendalikan impor bahan baku

Diversifikasi pasar ekspor

Tujuan dari langkah ini adalah menjaga daya saing industri nasional, sekaligus melindungi konsumen domestik dari fluktuasi harga dan pasokan.

Prospek Industri Tetap Positif

Agus optimistis bahwa sektor manufaktur tetap menjadi penopang utama perekonomian nasional. Dengan dukungan kebijakan yang tepat, kepercayaan pelaku usaha yang meningkat, serta penguatan pasar domestik, industri Indonesia mampu menjaga momentum pertumbuhan.

“Kami optimistis prospek sektor manufaktur ke depan masih positif. Dukungan kebijakan industri, kepercayaan pelaku usaha, dan penguatan pasar domestik menjadi kombinasi tepat untuk menjaga pertumbuhan dan kontribusi sektor ini bagi ekonomi nasional,” ujar Agus.

Perbandingan dengan Negara Lain

PMI Manufaktur Indonesia pada September 2025 juga menunjukkan kinerja lebih baik dibanding beberapa negara utama, antara lain:

Jepang: 48,5

Prancis: 48,1

Jerman: 48,5

Inggris: 46,2

Taiwan: 46,8

Malaysia: 49,8

Filipina: 49,9

Hal ini menegaskan bahwa industri manufaktur Indonesia tetap berada di jalur ekspansi, sekalipun menghadapi tekanan global.

Terkini