Harga Emas Antam Cetak Rekor Rp2,4 Juta per Gram, Kini Terkoreksi Tipis

Senin, 03 November 2025 | 09:13:33 WIB
Harga Emas Antam Cetak Rekor Rp2,4 Juta per Gram, Kini Terkoreksi Tipis

JAKARTA - Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau emas Antam kembali mencuri perhatian publik dalam dua bulan terakhir. Sepanjang September hingga Oktober 2025, logam mulia ini menunjukkan fluktuasi harga yang cukup ekstrem, bahkan sempat menembus rekor tertinggi sebelum terkoreksi di penghujung bulan.

Pada 9 September 2025, harga emas Antam berada di level Rp 2.086.000 per gram. Dua minggu kemudian, harga sempat terkoreksi menjadi Rp 2.171.000 per gram pada 25 September 2025.

Memasuki Oktober, tren berbalik tajam. Pada 1 Oktober 2025, harga emas menembus Rp 2.237.000 per gram, lalu terus naik menjadi Rp 2.284.000 pada 7 Oktober 2025. Lonjakan berlanjut hingga 15 Oktober 2025 saat harga mencapai Rp 2.383.000 per gram rekor tertinggi kala itu.

Puncaknya terjadi pada 16 Oktober 2025, ketika harga emas Antam menembus Rp 2.407.000 per gram, menjadi level tertinggi sepanjang sejarah. Namun, pada 28 Oktober 2025 harga kembali terkoreksi ke kisaran Rp 2.280.000 per gram akibat aksi ambil untung.

Faktor Global yang Dorong Harga Emas ke Puncak

Kenaikan harga emas Antam tidak terjadi begitu saja. Ada sejumlah faktor global yang berperan besar dalam menggerakkan harga logam mulia ini, terutama pelemahan dollar AS, kebijakan suku bunga, dan meningkatnya ketidakpastian geopolitik dunia.

Ketika dollar AS melemah dan imbal hasil obligasi pemerintah AS menurun, harga emas dunia cenderung naik karena emas menjadi lebih menarik bagi investor global. Kondisi ini mendorong lonjakan permintaan dan memperkuat tren kenaikan harga emas di pasar domestik.

Sebaliknya, saat dollar AS menguat, harga emas biasanya melemah karena daya tarik aset berisiko menurun. Hubungan terbalik ini menjadi salah satu alasan mengapa investor selalu memperhatikan pergerakan indeks dollar sebelum mengambil keputusan.

Selain faktor mata uang, meningkatnya ketegangan geopolitik dan risiko resesi global juga mendorong investor mengalihkan aset ke instrumen aman seperti emas. Situasi di Timur Tengah, perlambatan ekonomi di China, serta ketidakpastian kebijakan global menjadi pemicu minat tinggi terhadap logam mulia ini.

Kebijakan The Fed dan Ekspektasi Pasar Jadi Penentu Utama

Selain faktor geopolitik, arah kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) menjadi indikator penting bagi pergerakan harga emas. Setiap kali The Fed memberi sinyal penurunan suku bunga, harga emas cenderung melonjak karena emas sebagai aset tanpa bunga menjadi lebih menarik.

Sebaliknya, jika pasar memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga, harga emas seringkali tertekan karena imbal hasil aset keuangan lain seperti obligasi menjadi lebih kompetitif.

Fenomena ini tampak jelas pada Oktober 2025, ketika pernyataan pejabat The Fed yang bernada hawkish sempat menekan harga emas global. Namun, setelah data inflasi Amerika Serikat menunjukkan tren penurunan, harga emas kembali menguat karena pasar berekspektasi pemangkasan suku bunga akan segera terjadi.

Faktor Domestik: Rupiah dan Permintaan Lokal Berperan Penting

Selain faktor global, pergerakan harga emas Antam juga sangat dipengaruhi oleh dinamika nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Saat rupiah melemah, harga emas dalam rupiah ikut naik karena harga dasarnya dihitung dalam dolar. Sebaliknya, penguatan rupiah bisa menahan kenaikan atau bahkan menurunkan harga emas lokal.

Faktor lain yang tidak kalah penting adalah permintaan dalam negeri. Menjelang Ramadan dan Lebaran, permintaan emas untuk mahar, hadiah, maupun investasi biasanya meningkat. Lonjakan permintaan tersebut kerap membuat harga emas naik sementara waktu, terutama di pasar ritel.

Kondisi sebaliknya terjadi ketika permintaan menurun atau investor melakukan aksi jual. Akibatnya, harga emas Antam dapat terkoreksi meski harga global sedang stabil atau cenderung naik.

Mengapa Harga Emas Antam Bisa Turun?

Penurunan harga emas Antam pada akhir Oktober 2025 tidak terlepas dari aksi ambil untung (profit taking) para investor. Setelah harga mencapai rekor tertinggi Rp 2,4 juta per gram, banyak pelaku pasar memutuskan menjual sebagian aset untuk merealisasikan keuntungan.

Selain itu, ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed dan penguatan dollar AS juga turut menekan harga emas global. Kombinasi kedua faktor tersebut mendorong koreksi harga di pasar domestik meskipun fundamental permintaan tetap kuat.

Kondisi semacam ini umum terjadi di pasar emas. Setelah fase reli panjang, investor cenderung melakukan reposisi portofolio untuk mengantisipasi perubahan kebijakan ekonomi global.

Dampak Fluktuasi Harga Emas bagi Investor Ritel

Bagi investor ritel, memahami penyebab fluktuasi harga emas sangat penting agar tidak terjebak dalam euforia jangka pendek. Harga emas bisa berubah puluhan ribu rupiah per gram hanya dalam hitungan hari.

Meskipun volatilitas tinggi, emas tetap dianggap aset pelindung nilai (hedging) terbaik terhadap inflasi dan pelemahan mata uang. Banyak analis menilai emas cocok untuk diversifikasi portofolio, bukan untuk spekulasi jangka pendek.

Head of Investment Research PT Trimegah Sekuritas menilai emas tetap relevan sebagai instrumen investasi jangka panjang. Menurutnya, investor harus tetap waspada karena harga emas juga dapat terkoreksi sewaktu-waktu seiring perubahan sentimen global.

Strategi Cerdas Investasi Emas Antam di Tengah Fluktuasi

Untuk masyarakat yang tertarik berinvestasi emas, ada beberapa strategi yang bisa diterapkan agar investasi tetap aman dan menguntungkan. Pertama, tentukan tujuan investasi sejak awal. Jika untuk jangka panjang, emas bisa menjadi pilihan ideal karena nilainya cenderung naik seiring waktu.

Kedua, perhatikan tren global seperti kebijakan The Fed, kurs rupiah, dan pergerakan harga emas dunia. Ketika dollar AS melemah, itu bisa menjadi waktu yang baik untuk membeli emas.

Ketiga, hindari membeli emas saat harga sedang berada di puncak. Gunakan strategi dollar-cost averaging (DCA), yakni membeli emas secara berkala dengan jumlah tetap agar harga rata-rata pembelian lebih stabil.

Selain itu, pastikan emas dibeli di tempat resmi seperti gerai Logam Mulia, bank rekanan, atau platform digital terpercaya. Emas harus memiliki sertifikat keaslian dan nomor seri untuk menjamin validitasnya.

Investor juga perlu memperhatikan biaya pajak dan harga buyback. Harga jual kembali biasanya sedikit lebih rendah dari harga beli, dan transaksi di atas nominal tertentu dikenakan PPh 22 sebesar 0,45% bagi pemilik NPWP.

Terakhir, simpan emas dengan aman di brankas pribadi atau safe deposit box di bank agar terlindungi dari risiko kehilangan atau pencurian.

Emas Tetap Jadi Pilihan Investasi Aman di 2025

Pergerakan harga emas Antam sepanjang September hingga Oktober 2025 menegaskan bahwa logam mulia ini sangat sensitif terhadap berbagai faktor global dan domestik.

Walau harganya sempat terkoreksi, prospek emas tetap positif di tengah ketidakpastian ekonomi dunia dan ekspektasi penurunan suku bunga global. Bagi investor jangka panjang, emas Antam masih menjadi instrumen andalan untuk menjaga nilai kekayaan dan diversifikasi portofolio di masa depan.

Terkini

Aplikasi Jualan Online Tanpa Modal dan Stok Barang 2025

Selasa, 04 November 2025 | 23:30:34 WIB

6 Kelebihan dan Kekurangan Bank BCA yang Perlu Diketahui

Selasa, 04 November 2025 | 23:30:34 WIB

Apakah Barang di Zalora Original? Yuk Kita cari tahu!

Selasa, 04 November 2025 | 23:30:33 WIB