Kinerja Cemerlang PT Mulia Boga Raya (KEJU) Dongkrak Optimisme Investor, Saham Berpotensi Tembus Rp 850

Senin, 03 November 2025 | 09:13:35 WIB
Kinerja Cemerlang PT Mulia Boga Raya (KEJU) Dongkrak Optimisme Investor, Saham Berpotensi Tembus Rp 850

JAKARTA - Kinerja keuangan PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU) pada kuartal III tahun 2025 berhasil mencuri perhatian pelaku pasar. Perusahaan produsen keju ini menunjukkan performa luar biasa berkat pertumbuhan penjualan yang kuat dan ekspansi margin laba yang agresif.

Analis Maybank Sekuritas Indonesia, Willy Goutama, menyebut dalam riset terbarunya pada 29 Oktober bahwa KEJU berpotensi melanjutkan tren positif. Ia bahkan menaikkan target harga saham perusahaan tersebut menjadi Rp 850 per lembar atau naik 21% dari proyeksi sebelumnya.

Rekomendasi buy untuk saham KEJU pun tetap dipertahankan. Menurutnya, momentum pertumbuhan ini masih akan berlanjut hingga tahun depan seiring peningkatan permintaan dan efisiensi operasional.

Pertumbuhan Laba di Atas Ekspektasi Pasar

Pada Jumat, 31 Oktober 2025, harga saham KEJU memang ditutup melemah tipis 0,68% ke posisi Rp 725 per saham. Namun secara fundamental, kinerja emiten ini justru menunjukkan kekuatan besar.

Laba bersih KEJU dalam periode Januari hingga September 2025 mencapai Rp 148 miliar, jauh melampaui perkiraan pasar. Angka tersebut sudah mencakup 97% dari target tahunan Maybank Sekuritas Indonesia dan 87% dari konsensus analis.

Pertumbuhan laba per saham (EPS) bahkan melesat 30% dibandingkan tahun sebelumnya. Hasil ini jauh di atas estimasi awal Maybank yang memperkirakan kenaikan hanya 4%, serta lebih tinggi dari panduan manajemen yang menargetkan 10%–15%.

Pendapatan KEJU selama sembilan bulan pertama 2025 juga naik signifikan menjadi Rp 1,09 triliun. Pertumbuhan sebesar 18% secara tahunan ini terutama ditopang permintaan produk yang kuat dan ekspansi pasar domestik yang terus berkembang.

Rekor Kuartal III dan Peningkatan Volume Penjualan

Kinerja luar biasa tersebut mencapai puncaknya pada kuartal III 2025. KEJU mencatat laba bersih Rp 56 miliar, naik 57% dibanding kuartal sebelumnya dan tumbuh 20% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Penjualan pada kuartal yang sama menembus Rp 407 miliar, meningkat 30% secara kuartalan dan 23% secara tahunan. Menariknya, pertumbuhan ini murni berasal dari peningkatan volume penjualan tanpa kenaikan harga jual.

Hal ini menunjukkan permintaan terhadap produk KEJU terus menguat di berbagai kategori, baik keju lembaran maupun parutan. Willy menilai, perusahaan berhasil memperluas pangsa pasarnya secara signifikan di tengah persaingan industri yang semakin ketat.

Menurutnya, capaian tersebut menandakan KEJU mampu memanfaatkan tren konsumsi masyarakat Indonesia terhadap produk olahan susu premium. Di sisi lain, strategi distribusi yang diperluas membuat produk perusahaan semakin mudah dijangkau di berbagai wilayah.

Proyeksi Cerah hingga 2027, Potensi Dividen Menarik

Melihat hasil positif itu, Maybank Sekuritas Indonesia memperbarui proyeksi kinerja KEJU untuk tiga tahun ke depan. Laba bersih perusahaan diperkirakan mencapai Rp 189 miliar pada 2025, atau naik 23% dari perkiraan sebelumnya.

Proyeksi laba selanjutnya mencapai Rp 217 miliar pada 2026 dan Rp 273 miliar pada 2027. Dengan rata-rata pertumbuhan laba per saham (EPS) sebesar 23% per tahun dalam periode 2024–2027, KEJU dinilai masih memiliki potensi pertumbuhan yang solid.

Selain kinerja laba yang meningkat, perusahaan juga diperkirakan akan menawarkan imbal hasil dividen yang semakin menarik. Prediksinya masing-masing sebesar 3,3% untuk 2025, 3,8% untuk 2026, dan 5,1% pada 2027.

Valuasi saham KEJU juga turut menanjak dengan kenaikan target price to earnings ratio (PER) 2026 menjadi 22,1 kali, dari sebelumnya 20,1 kali. Angka ini mencerminkan peningkatan satu standar deviasi di atas rata-rata tiga tahun terakhir.

Willy menegaskan bahwa revisi tersebut menunjukkan peningkatan keyakinan terhadap potensi jangka panjang KEJU. Dengan demikian, target harga saham direvisi naik menjadi Rp 850 per lembar saham.

Tantangan dan Risiko yang Tetap Diwaspadai

Meski prospeknya cerah, analis tetap mengingatkan adanya beberapa risiko yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah kemungkinan margin laba yang tidak sesuai harapan akibat kenaikan biaya bahan baku.

Selain itu, pelemahan nilai tukar rupiah yang signifikan juga bisa menjadi tekanan bagi profitabilitas. Likuiditas saham KEJU yang masih relatif rendah di pasar juga menjadi tantangan tersendiri bagi investor.

Kendati demikian, KEJU dinilai tetap berada di jalur pertumbuhan yang sehat. Perusahaan memiliki fundamental kuat, strategi ekspansi terukur, dan daya saing tinggi berkat kekuatan merek serta inovasi produk yang berkelanjutan.

Willy menilai, dengan momentum pertumbuhan yang positif dan dukungan manajemen yang solid, KEJU berpotensi memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain utama di industri produk olahan susu nasional.

KEJU, Simbol Kekuatan Industri Konsumsi Domestik

Kinerja gemilang KEJU menjadi cerminan kuatnya sektor konsumsi di Indonesia, khususnya produk makanan olahan. Pertumbuhan ini juga memperlihatkan tren perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin menghargai kualitas dan kepraktisan.

Dengan permintaan domestik yang terus meningkat dan ekspansi pasar yang terarah, KEJU diharapkan mampu mempertahankan momentum positifnya hingga beberapa tahun mendatang.

Langkah perusahaan dalam menjaga kualitas produk sekaligus memperkuat efisiensi operasional menjadi faktor kunci keberhasilan. Di tengah ketidakpastian ekonomi global, KEJU justru muncul sebagai contoh nyata bagaimana perusahaan lokal mampu tumbuh melalui inovasi dan konsistensi.

Terkini

Aplikasi Jualan Online Tanpa Modal dan Stok Barang 2025

Selasa, 04 November 2025 | 23:30:34 WIB

6 Kelebihan dan Kekurangan Bank BCA yang Perlu Diketahui

Selasa, 04 November 2025 | 23:30:34 WIB

Apakah Barang di Zalora Original? Yuk Kita cari tahu!

Selasa, 04 November 2025 | 23:30:33 WIB