Harga Sembako Terbaru Awal November 2025: Cabai, Bawang, dan Beras Jadi Sorotan

Selasa, 04 November 2025 | 10:06:48 WIB
Harga Sembako Terbaru Awal November 2025: Cabai, Bawang, dan Beras Jadi Sorotan

JAKARTA – Memasuki awal November 2025, dinamika harga sembilan bahan pokok (sembako) kembali menjadi perhatian masyarakat. Beberapa komoditas menunjukkan kestabilan harga, namun sebagian lainnya justru mengalami lonjakan yang signifikan di sejumlah daerah.

Kondisi ini terjadi di tengah upaya pemerintah menjaga stabilitas harga pangan menjelang akhir tahun. Di beberapa wilayah Indonesia, harga cabai merah dan bawang merah menjadi penyumbang utama kenaikan biaya belanja rumah tangga.

Pergerakan Harga Sembako Awal November 2025

Data dari Sistem Pemantauan Pasar Kementerian Perdagangan dan harga pangan provinsi menunjukkan bahwa harga sembako secara nasional pada Selasa, 4 November 2025, bervariasi tergantung lokasi dan pasokan daerah.

Harga beras premium tercatat di kisaran Rp15.000 – Rp15.400 per kilogram, sementara beras medium dijual sekitar Rp13.000 – Rp13.500 per kilogram. Untuk komoditas lainnya, gula pasir berada di harga Rp16.300 – Rp16.500 per kilogram, dan minyak goreng curah dijual sekitar Rp18.600 per liter.

Minyak goreng kemasan sederhana tercatat di angka Rp18.000 – Rp19.000 per liter, sedangkan telur ayam ras berkisar Rp28.500 – Rp30.000 per kilogram. Untuk protein hewani lain, daging ayam ras berada di harga Rp34.000 – Rp35.000 per kilogram, dan daging sapi paha belakang sekitar Rp118.000 – Rp120.000 per kilogram.

Yang menjadi perhatian, cabai merah keriting kini menembus harga Rp45.000 – Rp47.000 per kilogram, dan bawang merah mencapai Rp40.000 – Rp43.000 per kilogram. Keduanya menjadi komoditas paling fluktuatif di awal November ini.

Kenaikan Harga di Beberapa Wilayah

Sejumlah daerah melaporkan kenaikan harga signifikan terutama untuk komoditas sayur dan bumbu dapur. Di Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), harga cabai merah keriting mengalami lonjakan sejak akhir Oktober 2025.

Di beberapa pasar tradisional Jawa Timur, harga cabai merah mencapai Rp46.000 per kilogram, naik sekitar Rp3.000 dibanding pekan sebelumnya. Sementara itu, di Yogyakarta, harga bawang merah ukuran sedang naik hingga Rp42.000 per kilogram, menandakan tren peningkatan yang cukup merata di wilayah Jawa.

Kondisi cuaca yang tidak menentu turut memengaruhi hasil panen dan pasokan dari petani. Beberapa daerah penghasil utama cabai dan bawang mengalami penurunan produksi akibat curah hujan tinggi dan serangan hama.

Komoditas yang Masih Stabil

Meski sebagian harga pangan meningkat, sejumlah komoditas utama masih menunjukkan kestabilan di sebagian besar wilayah Indonesia. Harga beras premium, gula pasir, dan minyak goreng relatif tidak mengalami perubahan berarti dibanding bulan sebelumnya.

Rata-rata harga beras premium tetap di kisaran Rp15.300 – Rp15.500 per kilogram, menandakan ketersediaan pasokan beras nasional masih aman. Begitu pula dengan harga minyak goreng dan gula yang cenderung stabil berkat distribusi yang berjalan lancar dari produsen ke pasar tradisional dan modern.

Pemerintah menilai stabilnya harga beberapa komoditas utama menjadi bukti bahwa intervensi distribusi pangan dan kebijakan cadangan beras pemerintah (CBP) masih cukup efektif.

Faktor Penyebab Fluktuasi Harga

Fluktuasi harga sembako awal November 2025 tidak lepas dari pengaruh cuaca ekstrem dan distribusi pasokan antarwilayah. Cuaca yang tidak stabil menyebabkan keterlambatan panen dan penurunan produksi di beberapa sentra pertanian.

Selain itu, faktor logistik juga berpengaruh terhadap naiknya biaya distribusi barang dari produsen ke pasar. Biaya transportasi yang meningkat dan gangguan distribusi akibat kondisi jalan di beberapa daerah turut menjadi penyebab lonjakan harga cabai dan bawang.

Kementerian Perdagangan mencatat bahwa daerah dengan ketergantungan tinggi terhadap pasokan dari luar wilayah lebih rentan terhadap kenaikan harga. Pemerintah pun terus mendorong penguatan rantai pasok lokal untuk menekan dampak serupa ke depan.

Dampak Terhadap Daya Beli Masyarakat

Kenaikan harga cabai dan bawang merah langsung dirasakan masyarakat, terutama rumah tangga dengan pendapatan menengah ke bawah. Komoditas tersebut merupakan bahan utama dalam konsumsi harian, sehingga setiap kenaikan harga berdampak langsung pada pengeluaran rumah tangga.

Pedagang kecil dan pelaku usaha kuliner juga terdampak karena kenaikan bahan baku memengaruhi harga jual makanan di pasaran. Pemerintah daerah di sejumlah wilayah telah menyiapkan langkah antisipasi dengan memantau distribusi dan ketersediaan pasokan di pasar tradisional.

Selain itu, program operasi pasar tengah dipersiapkan untuk menstabilkan harga, terutama menjelang masa liburan akhir tahun ketika permintaan biasanya meningkat.

Upaya Pemerintah Menjaga Stabilisasi Harga

Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan dan Badan Pangan Nasional terus melakukan langkah pengawasan dan koordinasi untuk menstabilkan harga sembako. Salah satu strategi yang ditempuh adalah menyalurkan pasokan dari daerah surplus ke daerah defisit.

Langkah tersebut dilakukan bersama dengan Perum Bulog dan berbagai lembaga distribusi pangan lainnya agar pergerakan barang lebih efisien. Dengan strategi ini, diharapkan harga di pasar tidak melonjak terlalu tinggi di tengah fluktuasi pasokan.

Selain itu, pemerintah juga berupaya mempercepat distribusi bantuan beras dan pangan murah kepada masyarakat berpendapatan rendah untuk menjaga daya beli di tengah ketidakpastian harga.

Imbauan untuk Masyarakat

Pemerintah mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan bijak dalam berbelanja selama periode fluktuasi harga ini. Masyarakat diminta untuk membandingkan harga antar pasar serta memanfaatkan data harga harian dari Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP).

Dengan memantau harga resmi, masyarakat dapat menyesuaikan pola konsumsi dan menghindari pembelian berlebihan yang justru dapat memperparah kelangkaan di pasar. Pemerintah juga menegaskan akan terus memperbarui informasi harga secara transparan agar masyarakat mendapat gambaran akurat mengenai kondisi pangan nasional.

Prediksi Harga Menjelang Akhir Tahun

Menjelang Desember 2025, pemerintah memperkirakan harga sejumlah komoditas akan mulai stabil seiring masuknya masa panen baru. Namun, komoditas yang bergantung pada faktor cuaca seperti cabai dan bawang merah masih perlu diwaspadai.

Kementerian Pertanian terus melakukan koordinasi dengan petani dan distributor untuk memastikan pasokan tetap lancar hingga akhir tahun. Upaya pengendalian harga melalui operasi pasar dan program subsidi distribusi pangan diharapkan mampu menahan kenaikan lebih lanjut.

Dengan kerja sama berbagai pihak, diharapkan inflasi pangan bisa tetap terkendali dan tidak menekan daya beli masyarakat di penghujung tahun.

Secara keseluruhan, harga sembako di awal November 2025 masih tergolong stabil untuk komoditas utama seperti beras, gula, minyak goreng, dan daging ayam. Namun, cabai merah dan bawang merah menjadi dua bahan pangan yang mencatat kenaikan tertinggi.

Pemerintah terus berupaya menjaga keseimbangan harga melalui distribusi pasokan, pemantauan pasar, dan program operasi pangan murah. Masyarakat pun diimbau untuk selalu memantau perubahan harga agar tetap dapat mengatur pengeluaran dengan bijak.

Dengan langkah antisipatif yang terukur, diharapkan harga bahan pokok tetap terkendali hingga akhir tahun dan tidak mengganggu kestabilan ekonomi rumah tangga.

Terkini

Aplikasi Jualan Online Tanpa Modal dan Stok Barang 2025

Selasa, 04 November 2025 | 23:30:34 WIB

6 Kelebihan dan Kekurangan Bank BCA yang Perlu Diketahui

Selasa, 04 November 2025 | 23:30:34 WIB

Apakah Barang di Zalora Original? Yuk Kita cari tahu!

Selasa, 04 November 2025 | 23:30:33 WIB