Penumpang Pesawat Turun, Transportasi Laut Justru Naik September 2025

Selasa, 04 November 2025 | 10:26:41 WIB
Penumpang Pesawat Turun, Transportasi Laut Justru Naik September 2025

JAKARTA - Tren perjalanan masyarakat Indonesia pada September 2025 menunjukkan perubahan signifikan. 

Jika biasanya moda transportasi udara mendominasi mobilitas antarwilayah, kali ini data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) justru mencatat penurunan cukup tajam pada jumlah penumpang pesawat. Sebaliknya, angkutan sungai, danau, dan penyeberangan (ASDP) menjadi satu-satunya moda transportasi yang mengalami kenaikan.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menyebut peningkatan penumpang ASDP mencapai 1,46% month to month (MtM) atau sekitar 3,9 juta orang.

“Peningkatan tersebut salah satunya disebabkan oleh peningkatan mobilitas masyarakat pada penyeberangan antar pulau saat liburan long weekend,” kata Pudji.

Data tersebut menjadi sinyal bahwa sebagian masyarakat kini lebih memilih jalur laut sebagai alternatif perjalanan, terutama pada masa liburan panjang.

Moda Laut Terus Tumbuh, ASDP Catat Lonjakan Kumulatif

Secara kumulatif, periode Januari–September 2025 menunjukkan pertumbuhan positif pada sektor transportasi laut. Total penumpang ASDP mencapai 39,2 juta orang, naik 15,12% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

BPS mencatat peningkatan terjadi di seluruh pelabuhan utama nasional, antara lain:

Pelabuhan Merak naik 24,56%

Bakauheni naik 32,40%

Ketapang naik 26,81%

Gilimanuk naik 20,41%

Pototano naik 9,93%

Kenaikan ini menunjukkan bahwa konektivitas antar pulau semakin diminati, terutama karena efisiensi biaya serta kemudahan akses penyeberangan yang terus membaik.

Mobilitas tinggi di sektor laut juga sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi daerah wisata dan perdagangan antarwilayah. Pertumbuhan ini mengimbangi penurunan signifikan pada moda udara yang selama ini menjadi tulang punggung transportasi jarak jauh.

Penumpang Pesawat Turun di Semua Bandara Utama

Berbeda dengan ASDP, angkutan udara justru mengalami penurunan cukup dalam.
Pada September 2025, jumlah penumpang domestik turun -5,13% MtM menjadi 4,8 juta orang, sedangkan penumpang internasional anjlok -6,96% menjadi 1,8 juta orang.

BPS merinci penurunan penumpang domestik terjadi di semua bandara utama nasional, meliputi:

Ngurah Rai-Denpasar: -15,07%

Kualanamu-Medan: -6,62%

Soekarno-Hatta-Tangerang: -5,46%

Hasanuddin-Makassar: -3,43%

Juanda-Surabaya: -1,97%

Sementara untuk rute internasional, lima bandara utama juga mencatat tren serupa:

Hasanuddin-Makassar: -17,37%

Ngurah Rai-Denpasar: -9,02%

Soekarno-Hatta-Tangerang: -7,21%

Kualanamu-Medan: -1,95%

Juanda-Surabaya: -1,79%

Pudji menjelaskan, penurunan penerbangan internasional ini selaras dengan berkurangnya jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia, terutama melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali.

“Terjadi penurunan jumlah kunjungan wisman di Bali, secara bulanan dipicu berakhirnya liburan di sejumlah negara,” ujarnya.

Kereta dan Kapal Domestik Ikut Terkoreksi, Tapi Masih Positif Secara Tahunan

Selain moda udara, penurunan juga terjadi pada moda transportasi lain secara bulanan.
Jumlah penumpang angkutan laut domestik turun -5,62% MtM menjadi 2,3 juta orang, sementara penumpang kereta api turun -1,23% menjadi 45 juta orang pada September 2025.

Namun, secara tahunan (year on year/YoY), kondisi transportasi nasional masih menunjukkan perbaikan. Hampir seluruh moda transportasi mengalami peningkatan penumpang dibanding periode yang sama tahun lalu — kecuali angkutan udara domestik.

BPS mencatat bahwa angkutan laut domestik mencatat lonjakan tertinggi, yakni 12,57% YoY, menandakan sektor maritim semakin berperan penting dalam mobilitas masyarakat.

Sebaliknya, angkutan udara domestik mengalami kontraksi 11,24% YoY, memperlihatkan tren penurunan yang konsisten sejak pertengahan tahun.

Perilaku Mobilitas Masyarakat Mulai Bergeser

Jika ditarik lebih luas, data BPS selama dua bulan terakhir menunjukkan perubahan pola mobilitas masyarakat.
Pada Agustus 2025, penurunan jumlah penumpang sudah mulai terjadi pada hampir semua moda, kecuali penerbangan internasional yang sempat tumbuh 5,19% MtM, dari 1,82 juta menjadi 1,92 juta penumpang.

Namun memasuki September, tren tersebut kembali melemah seiring dengan menurunnya arus wisatawan asing dan berakhirnya periode liburan di sejumlah negara.

BPS menilai, faktor ekonomi, harga tiket pesawat, dan frekuensi penerbangan turut mempengaruhi keputusan masyarakat dalam memilih moda perjalanan.
Sementara itu, efisiensi biaya dan ketersediaan jalur laut menjadi daya tarik tersendiri bagi penumpang lintas pulau.

Kenaikan signifikan pada sektor ASDP juga dapat dikaitkan dengan meningkatnya perjalanan domestik berbasis wisata lokal serta aktivitas logistik yang mengandalkan penyeberangan.

Transportasi Laut Jadi Alternatif Utama di Tengah Penurunan Udara

Perubahan pola ini menunjukkan bahwa transportasi laut mulai menjadi alternatif utama masyarakat Indonesia, terutama untuk perjalanan antarwilayah di dalam negeri.
Selain lebih terjangkau, peningkatan layanan dan infrastruktur penyeberangan di berbagai pelabuhan besar memberikan kenyamanan yang lebih baik dibanding sebelumnya.

Kementerian Perhubungan dan BUMN sektor pelayaran juga terus memperluas jaringan serta memperkuat integrasi dengan moda darat dan logistik, menjadikan sektor ini semakin kompetitif.

Sementara itu, sektor penerbangan diharapkan dapat kembali pulih pada kuartal akhir 2025 seiring meningkatnya permintaan liburan akhir tahun dan stabilisasi harga bahan bakar pesawat.

Secara keseluruhan, data BPS September 2025 menggambarkan perubahan signifikan dalam pola mobilitas masyarakat Indonesia.
Meskipun penumpang pesawat mengalami penurunan tajam, transportasi laut dan penyeberangan justru tumbuh positif, menjadi bukti kuat bahwa masyarakat semakin beragam dalam memilih moda perjalanan.

Terkini

Aplikasi Jualan Online Tanpa Modal dan Stok Barang 2025

Selasa, 04 November 2025 | 23:30:34 WIB

6 Kelebihan dan Kekurangan Bank BCA yang Perlu Diketahui

Selasa, 04 November 2025 | 23:30:34 WIB

Apakah Barang di Zalora Original? Yuk Kita cari tahu!

Selasa, 04 November 2025 | 23:30:33 WIB