Magang Nasional 2025 Jadi Gerbang Emas SDM Unggul, Wamenaker Dorong Kolaborasi Pendidikan dan Dunia Kerja

Selasa, 04 November 2025 | 11:04:30 WIB
Magang Nasional 2025 Jadi Gerbang Emas SDM Unggul, Wamenaker Dorong Kolaborasi Pendidikan dan Dunia Kerja

JAKARTA - Pemerintah semakin serius menyiapkan generasi muda agar siap bersaing di dunia kerja global. Melalui program Magang Nasional, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menghadirkan wadah pembelajaran langsung di dunia industri bagi para lulusan perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

Program ini tidak hanya berfokus pada peningkatan keterampilan teknis (hard skill), tetapi juga membentuk keterampilan nonteknis (soft skill) seperti komunikasi, etika kerja, dan kepemimpinan. Dengan pendekatan ini, para peserta magang diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan dunia kerja yang semakin dinamis dan kompetitif.

Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Afriansyah Noor menegaskan bahwa program ini menjadi salah satu langkah konkret pemerintah dalam menciptakan sumber daya manusia (SDM) unggul dan berdaya saing global.

“Program pemagangan adalah jembatan emas menuju dunia kerja yang sesungguhnya. Di sini, para lulusan bukan hanya belajar bekerja, tetapi membangun karakter dan kompetensi yang dibutuhkan industri,” ujar Wamenaker dalam keterangannya di Jakarta.

Magang Sebagai Investasi Strategis untuk Masa Depan Tenaga Kerja

Menurut Afriansyah, atau yang akrab disapa Ferry, Magang Nasional bukan sekadar kegiatan pelatihan biasa, melainkan investasi jangka panjang bagi pembangunan SDM nasional. Program ini diharapkan menjadi langkah nyata dalam menyiapkan tenaga kerja yang tidak hanya siap kerja, tetapi juga adaptif terhadap perubahan teknologi dan industri.

Ia menambahkan, dunia kerja masa depan menuntut lebih dari sekadar gelar akademik. Lulusan perguruan tinggi perlu memiliki kemampuan praktis dan pengalaman langsung di lapangan agar siap menghadapi tantangan di sektor profesional.

“Program ini bukan sekadar kegiatan magang, melainkan investasi strategis untuk mencetak sumber daya manusia unggul Indonesia,” tegas Ferry.

Kemnaker pun berkomitmen untuk memperkuat sinergi antara dunia pendidikan dan dunia kerja. Salah satu langkah yang ditempuh adalah menjalin kerja sama dengan Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA) yang memiliki jaringan luas di seluruh Indonesia.

Kolaborasi Kemnaker dan PTMA untuk Penempatan Lulusan

Kemnaker bekerja sama dengan 163 kampus PTMA di berbagai daerah dengan total lulusan sekitar 30.000 orang per tahun. Melalui kemitraan ini, lulusan dapat langsung mendapatkan kesempatan untuk menjalani magang di berbagai sektor sesuai bidang keahlian mereka.

Para peserta magang akan ditempatkan di unit amal usaha Muhammadiyah, seperti rumah sakit, klinik, rumah bersalin, dan juga di berbagai layanan publik di kementerian, lembaga pemerintahan, BUMN/BUMD, serta sektor swasta lainnya.

Wamenaker optimistis bahwa kolaborasi ini akan membawa manfaat besar bagi dunia pendidikan dan ketenagakerjaan nasional. Ia menilai kerja sama lintas sektor seperti ini adalah bentuk nyata dari gotong royong dalam menyiapkan tenaga kerja yang berintegritas dan kompeten.

“Insya Allah, kolaborasi ini akan memberikan kontribusi baru yang berkualitas. Kami yakin sinergi dengan PTMA dapat memperkuat peran kampus sebagai pusat pembentukan insan beriman, berilmu, dan berdaya saing global,” ucapnya.

Ia menambahkan, semangat ini sejalan dengan nilai amar ma’ruf nahi munkar yang menjadi landasan Muhammadiyah dalam membentuk karakter manusia yang berakhlak mulia dan bermanfaat bagi masyarakat.

Fokus pada Kompetensi, Bukan Sekadar Ijazah

Wamenaker Ferry juga menyoroti pentingnya perubahan paradigma dalam menilai kualitas tenaga kerja. Menurutnya, keberhasilan seseorang di dunia kerja modern tidak lagi ditentukan oleh ijazah semata, melainkan oleh kompetensi, karakter, dan pengalaman nyata yang dimiliki.

“Masa depan tenaga kerja Indonesia tidak ditentukan oleh ijazah semata, tetapi oleh kualitas kompetensi, karakter, serta pengalaman kerja nyata yang diperoleh sejak dini,” katanya.

Pernyataan ini sejalan dengan arah kebijakan pemerintah yang mendorong link and match antara pendidikan dan kebutuhan industri. Dengan demikian, setiap lulusan perguruan tinggi diharapkan tidak hanya memiliki teori, tetapi juga pemahaman mendalam tentang praktik kerja di dunia nyata.

Program Magang Nasional pun menjadi instrumen penting dalam menjembatani kesenjangan antara dunia akademik dan dunia industri. Dengan pengalaman yang diperoleh selama magang, peserta diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja saat memasuki pasar tenaga kerja.

Target 80 Ribu Peserta Magang Nasional 2025

Pada tahun 2025, Kementerian Ketenagakerjaan menargetkan 80.000 peserta untuk Magang Nasional tahap II. Program ini akan berlangsung selama enam bulan, dengan sistem pembinaan yang melibatkan berbagai sektor industri dan lembaga mitra.

Para peserta magang akan mendapatkan sejumlah fasilitas dan perlindungan kerja yang memadai. Setiap peserta akan menerima uang saku setara upah minimum kabupaten/kota, serta dilindungi oleh BPJS Ketenagakerjaan, yang mencakup Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM).

Selain itu, peserta juga akan mendapatkan sertifikat resmi setelah menyelesaikan program sebagai bukti pengalaman dan kompetensi yang telah diperoleh. Sertifikat ini menjadi nilai tambah penting saat melamar pekerjaan di berbagai sektor.

Pendaftaran program dilakukan secara online melalui akun SIAPKerja dan dapat diakses di situs maganghub.kemnaker.go.id. Sistem pendaftaran digital ini memudahkan para pencari kerja untuk mendapatkan informasi dan memilih program yang sesuai dengan bidang keahlian mereka.

Magang Nasional, Langkah Nyata Menuju Bonus Demografi Produktif

Dengan jumlah penduduk usia produktif yang terus meningkat, Indonesia menghadapi tantangan besar untuk memastikan setiap angkatan kerja memiliki kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan industri modern. Program Magang Nasional hadir sebagai solusi strategis untuk mengelola bonus demografi agar menjadi kekuatan ekonomi nyata.

Melalui program ini, pemerintah berupaya memastikan agar para lulusan perguruan tinggi tidak hanya siap bekerja, tetapi juga mampu menciptakan peluang kerja baru. Dengan bekal pengalaman, pengetahuan, dan jaringan profesional, para peserta magang dapat menjadi motor penggerak ekonomi masa depan.

Selain memperkuat SDM, program ini juga diharapkan mampu menekan tingkat pengangguran terbuka di kalangan lulusan muda. Kemnaker menargetkan agar para peserta yang telah menyelesaikan program memiliki daya saing tinggi dan mampu berkontribusi langsung dalam pembangunan nasional.

Magang Nasional Jadi Pilar Penguatan SDM Indonesia

Program Magang Nasional 2025 menjadi langkah konkret pemerintah dalam membangun ekosistem ketenagakerjaan yang berkelanjutan dan adaptif. Melalui kerja sama antara Kemnaker, perguruan tinggi, dan dunia industri, generasi muda Indonesia mendapatkan kesempatan untuk belajar langsung di dunia kerja yang sesungguhnya.

Inisiatif ini bukan hanya mencetak tenaga kerja siap pakai, tetapi juga membentuk karakter, etos kerja, dan semangat profesionalisme sejak dini. Dengan dukungan lembaga pendidikan dan perusahaan mitra, Magang Nasional diharapkan menjadi pintu gerbang menuju masa depan SDM unggul Indonesia.

Sebagaimana ditegaskan Wamenaker Afriansyah Noor, keberhasilan bangsa di masa depan tidak hanya ditentukan oleh banyaknya lulusan, tetapi oleh kualitas mereka dalam bekerja, beradaptasi, dan memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan Indonesia.

Terkini

Aplikasi Jualan Online Tanpa Modal dan Stok Barang 2025

Selasa, 04 November 2025 | 23:30:34 WIB

6 Kelebihan dan Kekurangan Bank BCA yang Perlu Diketahui

Selasa, 04 November 2025 | 23:30:34 WIB

Apakah Barang di Zalora Original? Yuk Kita cari tahu!

Selasa, 04 November 2025 | 23:30:33 WIB