IdeaFest 2025 Ajak Masyarakat Peduli Sampah Lewat Kreativitas

Selasa, 04 November 2025 | 11:40:33 WIB
IdeaFest 2025 Ajak Masyarakat Peduli Sampah Lewat Kreativitas

JAKARTA - IdeaFest 2025 yang baru saja berlangsung di Jakarta memanfaatkan momentum festival tahunan ini untuk menanamkan kesadaran pentingnya budaya peduli sampah di tengah masyarakat. 

Mengusung tema “Cultivate the Culture” sejak 2011, IdeaFest bukan hanya menjadi ajang inspirasi dan inovasi, tetapi juga sarana edukasi lingkungan yang nyata.

“Ini salah satu bentuk nyata menggunakan momen ini untuk mempromosikan gaya hidup ramah lingkungan, budaya recycling,” ujar Andrew Ferdinand Hallatu, Head of Corporate Public Relations PT Indofood Sukses Makmur Tbk, saat ditemui di JICC Jakarta, Jumat, 31 Oktober 2025. 

Festival ini berhasil menggabungkan edukasi, kreativitas, dan pengalaman interaktif bagi ribuan pengunjung.

Workshop Kreatif dari Sampah Daur Ulang

Di salah satu booth, pengunjung dapat berpartisipasi dalam kegiatan kreatif yang memanfaatkan sampah sebagai bahan kerajinan. Dua jenis aktivitas disiapkan: mendesain card holder dan menempelkan kancing ke pouch, yang seluruhnya berasal dari plastik dan karton daur ulang.

Proses pembuatan card holder cukup sederhana. Pengunjung menempelkan potongan plastik ke card holder menggunakan setrika yang dilapisi kertas teflon, dipanaskan selama sekitar 10 detik. Sementara itu, pembuatan pouch memerlukan bantuan alat tekan untuk menempelkan kancing dengan rapi. Petugas selalu siap membantu agar hasil karya tetap menarik.

“Edukasi itu impact-nya enggak langsung dilihat, tapi tujuannya message terdeliver ke orang-orang,” jelas Edward, staf pengawas booth. Dengan cara ini, pengunjung tak hanya belajar, tetapi juga merasakan langsung bagaimana sampah dapat diubah menjadi barang berguna.

Pengelolaan Sampah Profesional Selama Festival

Kolaborasi Indofood dan Rekosistem memastikan pengelolaan sampah selama IdeaFest 2025 berjalan sistematis. Terdapat 13 titik pengumpulan sampah di seluruh area festival, satu area pembuangan sementara, dan petugas yang membantu pengunjung memisahkan sampah organik dan anorganik.

“Kita sengaja hanya menyediakan tempat sampah untuk organik dan anorganik saja. Kalau dikasih terlalu banyak kategori, orang bingung,” jelas Ernest C. Layman, CEO Rekosistem. Langkah sederhana ini menjadi pondasi awal agar sampah yang dikumpulkan dapat didaur ulang dengan maksimal.

Semua sampah yang terkumpul kemudian dibawa ke Rekosistem Waste Hub untuk disortir, diproses, dan disalurkan ke mitra daur ulang sesuai jenis materialnya. Langkah ini menjamin seluruh sampah festival dikelola secara bertanggung jawab, sekaligus mengedukasi pengunjung mengenai praktik reduce, reuse, dan recycle.

Prediksi Timbulan Sampah dan Dampak Edukasi

Berdasarkan pengalaman IdeaFest sebelumnya, timbulan sampah sepanjang festival diperkirakan mencapai lebih dari 700 kg. Selama tiga hari, sekitar 45.000 pengunjung berpotensi menerima edukasi tentang pentingnya memilah dan mengelola sampah.

Selain itu, sistem monitoring digital digunakan untuk mencatat jumlah sampah yang terkumpul dan dikelola. “Saat ini, kita kasih poin untuk setiap kemasan yang disetorkan. Poin ini bisa dipantau di aplikasi Rekosistem sebagai bentuk sirkular ekonomi,” jelas Ernest.

Poin tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat, tetapi juga pekerja yang terlibat dalam proses pemilahan, serta pabrik yang membutuhkan raw material daur ulang dengan harga yang adil. Dengan cara ini, edukasi tidak sekadar teori, melainkan memberi dampak nyata bagi lingkungan dan ekonomi sirkular.

Langkah Lanjutan: Proyek Waste to Energy

Kesadaran pengelolaan sampah di IdeaFest 2025 sejalan dengan inisiatif nasional seperti proyek Waste to Energy (WtE). PT Danantara Investment Management (Persero) akan memulai tender proyek WtE di tujuh kota/kabupaten pada 6 November 2025, dengan target total 33 kota.

“Proyek ini memungkinkan sampah diubah menjadi energi listrik dengan kapasitas pengolahan lebih dari 1.000 ton per hari,” kata Stefanus Ade, Managing Director Investment Danantara. Proyek WtE ini menggunakan teknologi ramah lingkungan dan sistem tertutup agar efisien, aman, serta minim dampak negatif.

Kehadiran proyek ini diharapkan menjadi langkah konkret dalam mengatasi persoalan sampah perkotaan sekaligus mendukung tujuan lingkungan berkelanjutan. Dengan kombinasi edukasi di tingkat individu melalui festival seperti IdeaFest dan implementasi teknologi WtE, Indonesia selangkah lebih maju dalam budaya pengelolaan sampah yang modern dan bertanggung jawab.

Terkini

Aplikasi Jualan Online Tanpa Modal dan Stok Barang 2025

Selasa, 04 November 2025 | 23:30:34 WIB

6 Kelebihan dan Kekurangan Bank BCA yang Perlu Diketahui

Selasa, 04 November 2025 | 23:30:34 WIB

Apakah Barang di Zalora Original? Yuk Kita cari tahu!

Selasa, 04 November 2025 | 23:30:33 WIB