Minyak

Fluktuasi Harga Minyak Mentah Global dalam Sepekan, Sentimen Geopolitik Masih Dominan

Fluktuasi Harga Minyak Mentah Global dalam Sepekan, Sentimen Geopolitik Masih Dominan
Fluktuasi Harga Minyak Mentah Global dalam Sepekan, Sentimen Geopolitik Masih Dominan

JAKARTA - Harga minyak mentah dunia bergerak naik turun selama sepekan terakhir, mencerminkan sentimen pasar yang masih rentan terhadap isu geopolitik global. Ketegangan antara Rusia dan negara-negara Barat, serta perkembangan kebijakan ekonomi Amerika Serikat, terus menjadi faktor penentu dalam pergerakan harga minyak mentah Brent maupun West Texas Intermediate (WTI).

1. Pergerakan Awal Pekan: Tekanan Akibat Ancaman Sanksi

Harga minyak mentah Brent pada Senin dibuka pada USD 69,21 per barel, turun USD 1,15 atau 1,63 persen dari pekan sebelumnya. Sementara minyak mentah WTI turun USD 1,47 atau 2,15 persen menjadi USD 66,98 per barel.

Pelemahan ini dipicu oleh sikap Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengancam akan menjatuhkan sanksi kepada pihak-pihak yang tetap membeli minyak dari Rusia. Pernyataan ini memicu kekhawatiran akan pasokan global namun sekaligus menimbulkan ketidakpastian yang membuat investor cenderung bersikap hati-hati.

2. Penurunan Lanjut: Tenggat Waktu 50 Hari bagi Rusia

Pada perdagangan hari Selasa, harga minyak kembali mengalami penurunan. Brent turun 50 sen atau 0,7 persen menjadi USD 68,71 per barel, sementara WTI juga melemah 46 sen atau 0,7 persen menjadi USD 66,52 per barel.

Kondisi ini dipengaruhi oleh pernyataan lanjutan dari Presiden Trump yang memberi tenggat waktu 50 hari kepada Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina. Pernyataan ini sedikit meredakan kekhawatiran pasar terhadap gangguan pasokan langsung, namun belum cukup kuat untuk mengangkat harga secara signifikan.

3. Sinyal Positif dari Ekonomi AS Picu Rebound

Rabu menjadi titik balik dari tren penurunan sebelumnya. Harga minyak mentah Brent naik 27 sen atau 0,39 persen ke USD 68,79 per barel, dan WTI naik 31 sen atau 0,47 persen menjadi USD 66,69 per barel.

Kenaikan ini didorong oleh rilis data ekonomi Amerika Serikat yang lebih baik dari perkiraan, serta munculnya tanda-tanda meredanya ketegangan dagang. Kombinasi faktor ini memberikan optimisme bagi permintaan energi global dalam jangka pendek.

4. Ketegangan di Irak Kembali Naikkan Harga

Kenaikan harga berlanjut pada Kamis, saat minyak mentah Brent naik USD 1,00 atau 1,46 persen dan ditutup pada USD 69,52 per barel. Minyak mentah WTI juga naik USD 1,16 atau 1,75 persen ke level USD 67,54 per barel.

Lonjakan harga ini terjadi setelah serangan pesawat tak berawak kembali menargetkan ladang minyak di wilayah Kurdistan, Irak, untuk hari keempat berturut-turut. Ketegangan di kawasan tersebut meningkatkan kekhawatiran akan stabilitas pasokan dari Timur Tengah, wilayah yang selama ini menjadi kunci pasokan minyak global.

5. Penutupan Pekan: Tekanan Baru dari Sanksi Uni Eropa

Pada hari Jumat, harga minyak sedikit terkoreksi. Brent turun 24 sen atau 0,3 persen menjadi USD 69,28 per barel. Harga minyak mentah WTI juga melemah 20 sen atau 0,3 persen dan ditutup pada USD 67,34 per barel.

Penurunan ini dipengaruhi oleh kombinasi data ekonomi yang bervariasi dari Amerika Serikat serta kekhawatiran pasar terhadap sanksi terbaru dari Uni Eropa terhadap Rusia yang terus mengobarkan perang di Ukraina. Kondisi tersebut menciptakan ketidakpastian baru terhadap arah pasokan minyak dunia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index