Energi

Kalimantan, Jantung Energi yang Terus Berdetak untuk Negeri

Kalimantan, Jantung Energi yang Terus Berdetak untuk Negeri
Kalimantan, Jantung Energi yang Terus Berdetak untuk Negeri

JAKARTA - Di balik rimbun hutan Kalimantan dan tenangnya laut lepasnya, terdapat denyut energi yang terus menyala. PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) dan anak-anak perusahaannya hadir di jantung aktivitas ini—bekerja tanpa henti untuk mengalirkan energi ke berbagai penjuru negeri, merawat ketahanan energi, dan menyemai harapan akan kemandirian nasional.

1. Kontribusi Kalimantan Dalam Rantai Energi Nasional
Tak banyak yang menyadari bahwa sebagian besar gas yang menjadi bahan bakar listrik di Pulau Jawa berasal dari ladang migas di Kalimantan Timur. Sebagai subholding upstream Pertamina, PHI yang mengelola operasi hulu migas di Regional 3 Kalimantan menandai langkah penting pada 2025.

Dalam ajang The 49th Indonesian Petroleum Association (IPA) Convention & Exhibition di ICE BSD, Tangerang, PHI menandatangani dua Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) dengan Grup PLN. Perjanjian ini menjadi bukti nyata bahwa Kalimantan memiliki peran vital dalam menjawab tantangan ketahanan energi dan transisi menuju energi bersih.

Gas dari Kalimantan akan disalurkan hingga 2027, dengan total pasokan mencapai 5 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dan 36 miliar British Thermal Unit per Day (BBTUD).

“Langkah konkret PHI untuk mendukung kemandirian energi nasional adalah dengan meningkatkan kinerja dan terus berinvestasi dalam eksplorasi serta eksploitasi,” ujar Direktur Utama PHI.

2. Inovasi Teknologi dari Laut Kalimantan
Tak hanya bicara kontrak, PHI juga menorehkan langkah konkret di lapangan. Anak perusahaan PHI, PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), tengah menggenjot pengerjaan Proyek Sisi Nubi AOI (SNB AOI) di lepas pantai Kalimantan Timur. Proyek ini terdiri dari enam anjungan lepas pantai, yang masing-masing ditargetkan mampu menghasilkan 30 MMSCFD gas.

Menariknya, proyek ini menggunakan Suction Pile Foundation, sebuah teknologi inovatif dalam pemasangan kaki platform bawah laut. Ini merupakan pertama kalinya teknologi tersebut diterapkan di Indonesia, dinilai lebih cepat dan ramah lingkungan.

Pipa bawah laut sepanjang 22 km telah dipasang, menghubungkan anjungan baru dengan fasilitas existing. Keselamatan tetap menjadi prioritas utama.

“Penerapan teknologi mutakhir menjadi kunci keandalan proyek ini,” jelas General Manager PHM Setyo Sapto Edi, Senin (26/5/2025).

Hingga kini, proyek ini mencatatkan lebih dari 7 juta jam kerja selamat.

“Budaya HSSE (Health, Safety, Security, and Environment) kami tidak bisa ditawar,” tegas Setyo.

3. Dukungan Pemerintah untuk Hulu Migas Kalimantan
Kehadiran pemerintah menjadi bagian penting dalam mendorong kinerja sektor hulu migas. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meninjau langsung Lapangan Senipah Peciko South Mahakam (SPS) milik PHM, dan menekankan pentingnya peran industri migas dalam menjaga stabilitas energi nasional.

“Saya berharap, PHM fokus meningkatkan lifting minyak dan Pemerintah berkomitmen menciptakan iklim investasi yang kondusif untuk eksplorasi migas,” ujar Bahlil.

Hingga kuartal I-2025, PHM mencatat produksi gas sebesar 439 MMSCFD dan minyak 25,1 ribu barrel per hari (BOPD). Sebanyak 20 sumur baru telah berhasil ditajak, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menjaga produktivitas, bahkan dari lapangan-lapangan tua.

4. Energi untuk Pendidikan dan Masa Depan
Namun bagi PHI, energi bukan hanya tentang produksi. Lebih dari itu, energi adalah daya yang menggerakkan manusia, terutama generasi muda. Lewat program CSR unggulan Beasiswa Sobat Bumi Kalimantan (BSBK), PHI membuka akses pendidikan tinggi bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera di sekitar wilayah operasinya.

Tahun 2024, sebanyak 15 mahasiswa tengah menjalani kuliah di berbagai universitas mitra di Kalimantan. Beasiswa ini dilaksanakan bersama Pertamina Foundation, yang mengawal proses seleksi ketat sejak awal hingga pembinaan karakter.

“Kini, mereka sedang merintis langkah untuk membangun masa depan yang lebih baik,” ujar Dony Indrawan, Manager Communication Relations & CID PHI, Kamis (17/7).

“Penerima beasiswa adalah anak-anak muda yang tidak hanya cerdas, tapi juga punya kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat,” tambah Presiden Direktur Pertamina Foundation Agus Mashud S. Asngari.

Dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), PHI terus membuktikan bahwa energi bisa dikelola secara cerdas, aman, dan berkelanjutan. Kalimantan, melalui ladang-ladang gasnya dan kampus-kampus pendidikannya, terus menyala—bukan hanya untuk menghasilkan listrik, tetapi juga untuk membakar semangat membangun negeri.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index