Nikel

Hilirisasi Nikel Dorong Lompatan Investasi Nasional

Hilirisasi Nikel Dorong Lompatan Investasi Nasional
Hilirisasi Nikel Dorong Lompatan Investasi Nasional

JAKARTA - Indonesia kembali menegaskan posisinya sebagai negara dengan sumber daya strategis global, khususnya dalam komoditas nikel. Di balik gemuruh transformasi industri nasional, nikel muncul sebagai kunci utama pendorong hilirisasi yang mampu memperkuat ekonomi nasional dan membawa nilai tambah yang signifikan. Pemerintah melalui Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM menempatkan sektor ini sebagai pilar utama investasi dalam lima tahun mendatang.

Dalam paparan pada Indonesia Smart Mining Conference 2025, Direktur Hilirisasi Mineral dan Batu Bara Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Rizwan Aryadi Ramdhan, menyampaikan bahwa target realisasi investasi untuk hilirisasi selama periode 2025–2029 mencapai Rp3.839 triliun. Nikel disebut sebagai komoditas prioritas dalam rencana besar ini, seiring dengan visinya untuk memperkuat ekonomi berbasis produksi bernilai tambah.

Arah Baru Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Transformasi ekonomi nasional kini difokuskan pada pengolahan sumber daya alam yang lebih efisien dan memberikan dampak nyata bagi pembangunan. Salah satu tujuannya adalah mengurangi ketergantungan terhadap ekspor bahan mentah dan menggantinya dengan produk hilirisasi yang berdaya saing tinggi. Nikel, sebagai komoditas dengan cadangan melimpah, memainkan peran sentral dalam strategi tersebut.

“Transformasi ekonomi harus bertumpu pada hilirisasi dan nikel menjadi kunci utama karena Indonesia memegang 42% cadangan nikel dunia,” ujar Rizwan Aryadi dalam konferensi yang berlangsung selama dua hari di Jakarta.

Pemerintah mencanangkan pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 8%, yang ditopang oleh investasi gabungan dari Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan total nilai Rp13.032,8 triliun. Dari keseluruhan target itu, kontribusi dari sektor hilirisasi ditargetkan mencapai Rp3.839 triliun. Dari sektor tersebut, nikel menyumbang nilai terbesar yakni Rp365 triliun, melampaui sektor lain seperti minyak dan gas, bauksit, serta tembaga.

Dukungan Infrastruktur dan Ekosistem Kendaraan Listrik

Keberhasilan Indonesia dalam mengembangkan industri berbasis nikel sudah mulai terlihat. Tahun 2024 mencatatkan investasi hilirisasi sebesar Rp407,8 triliun. Sektor mineral, khususnya nikel, memberikan kontribusi tertinggi dan menjadi tulang punggung dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik nasional.

Langkah konkret terlihat dalam pembangunan berbagai smelter, pabrik baterai, dan fasilitas pendukung lainnya yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Seluruh infrastruktur ini tidak hanya menambah nilai ekonomi, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di pasar global dalam rantai pasok industri kendaraan listrik.

Pemerintah melihat industri berbasis nikel sebagai motor penggerak masa depan, tidak hanya bagi sektor energi tetapi juga transportasi. Dengan dukungan investasi dan kebijakan yang tepat, industri ini diproyeksikan akan menciptakan dampak berantai yang positif bagi pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Fokus Strategis pada Komoditas Unggulan

Meskipun roadmap hilirisasi mencakup 28 komoditas di 8 sektor, pemerintah secara strategis memusatkan perhatian pada 15 komoditas yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029. Nikel menduduki posisi teratas dalam daftar tersebut, memperkuat statusnya sebagai prioritas nasional.

Komoditas lain seperti tembaga, bauksit, migas, timah, dan besi baja turut menjadi bagian dari strategi penguatan industri dalam negeri. Selain itu, produk kelautan dan perikanan seperti udang dan tilapia juga masuk ke dalam daftar karena potensi pasarnya yang besar. Namun demikian, dari semua komoditas tersebut, nikel dinilai paling siap dari sisi cadangan, kesiapan rantai pasok, serta daya tarik pasar internasional.

Berdasarkan roadmap hilirisasi yang mulai digarap sejak 2022, pemerintah memproyeksikan potensi investasi sebesar US$618 miliar. Sektor ini diperkirakan menyumbang kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hingga US$235,9 miliar, menciptakan lebih dari 3 juta lapangan kerja, dan mendongkrak nilai ekspor menjadi US$857,9 miliar hingga 2040.

Peran Strategis dalam Rantai Pasok Global

Dominasi Indonesia di pasar nikel global tak hanya memberi keunggulan dalam investasi, tetapi juga memperluas peran negara dalam rantai pasok dunia. Nikel menjadi komponen vital dalam produksi baterai kendaraan listrik, yang saat ini mengalami lonjakan permintaan global seiring transisi energi yang sedang berlangsung di berbagai negara.

Dengan penguasaan sekitar 42% cadangan nikel dunia, Indonesia memiliki posisi tawar yang kuat. Melalui hilirisasi, pemerintah ingin memastikan bahwa nilai ekonomi dari nikel tidak hanya dinikmati sebagai komoditas mentah, tetapi benar-benar menjadi penggerak kemajuan industri dalam negeri.

Langkah strategis ini akan diperkuat dengan kebijakan yang mendorong pertumbuhan industri berbasis teknologi, keterlibatan sektor swasta, serta insentif untuk mendorong masuknya investasi besar ke sektor ini. Hilirisasi nikel juga menjadi landasan kuat untuk mencapai kemandirian energi dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat industri hijau global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index