JAKARTA - Pemerintah kembali menegaskan komitmennya dalam penyaluran bantuan pangan beras bagi masyarakat kurang mampu. Perum Bulog siap mendistribusikan bantuan tersebut hingga akhir tahun, menjangkau 18,2 juta keluarga penerima manfaat. Program ini bertujuan memastikan ketersediaan pangan tetap terjaga, terutama di wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T).
Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, menuturkan bahwa penyaluran dilakukan secara bertahap agar distribusi lebih efektif dan tepat sasaran. “Nanti kita kirim step by step, ada dua step. Pertama kirim seawal mungkin bulan September dan nanti pertengahan November diharapkan sudah kelar,” ujarnya usai Rapat Koordinasi Nasional (Rakortas) di kantor Kemenko Pangan.
Bantuan ini merupakan kelanjutan dari program sebelumnya dan menjadi bagian dari upaya pemerintah memastikan stabilitas pangan bagi masyarakat terdampak.
Skema Penyaluran Bantuan Pangan
Menurut Rizal, setiap tahap penyaluran dirancang agar setiap keluarga menerima 20 kg beras untuk dua bulan. Pembagian akan dilakukan dalam dua tahap, yakni:
September–Oktober: Penyaluran awal dilakukan pada akhir September atau awal Oktober.
November–Desember: Penyaluran tahap kedua direncanakan pada awal November.
Dengan skema ini, distribusi menjadi lebih terstruktur, terutama untuk wilayah-wilayah yang sulit dijangkau. “Upaya ini akan lebih efektif dalam mempercepat penyaluran, terutama di wilayah 3T,” jelas Rizal.
Langkah bertahap ini juga memudahkan Bulog dalam memastikan kualitas beras tetap terjaga saat sampai ke penerima manfaat, serta mengoptimalkan distribusi logistik secara nasional.
Anggaran dan Penerima Bantuan
Kepala Badan Pangan, Arief Prasetyo Adi, menambahkan bahwa pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 13,9 triliun untuk program bantuan pangan selama empat bulan, mulai September hingga Desember 2025.
“Anggarannya menyesuaikan, ya yang jelas, kemungkinan sama operasional segala macam sekitar Rp 13,9 triliun,” ujar Arief.
Jumlah penerima manfaat tetap 18,2 juta keluarga, sama seperti tahap sebelumnya. Pemerintah saat ini tengah melakukan verifikasi data agar penyaluran bantuan tepat sasaran.
“Kemudian, saya akan menugaskan kepada Pak Dirut Bulog untuk dua kali saja penyaluran: September–Oktober dan November–Desember, sehingga bisa kita selesaikan dalam waktu secepatnya,” tambah Arief.
Fokus pada Wilayah 3T
Program bantuan pangan ini juga menjadi strategi pemerintah untuk mendukung daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T). Dengan dua tahap penyaluran, Bulog dapat menjangkau wilayah-wilayah yang selama ini menghadapi kendala logistik dan transportasi.
Distribusi beras dalam jumlah besar sekaligus di tiap tahap penyaluran membantu masyarakat tetap terpenuhi kebutuhan pokoknya, terutama menghadapi masa panen dan musim hujan yang mungkin memengaruhi ketersediaan pangan lokal.
Bagi keluarga penerima manfaat, setiap tahap penyaluran 20 kg beras untuk dua bulan menjadi jaminan ketersediaan pangan minimal, sekaligus meringankan beban ekonomi.
Dengan program bantuan pangan beras yang diperpanjang hingga akhir tahun ini, pemerintah melalui Perum Bulog berupaya memastikan ketahanan pangan masyarakat tetap terjaga. Skema bertahap, alokasi anggaran, serta fokus pada wilayah prioritas seperti 3T menunjukkan kesiapan dan efisiensi distribusi bantuan.
Masyarakat penerima diimbau tetap memantau jadwal penyaluran dan memastikan data kepesertaan akurat agar dapat menerima bantuan sesuai jadwal. Program ini menjadi salah satu wujud nyata pemerintah dalam menjaga kesejahteraan keluarga kurang mampu, sekaligus menjaga stabilitas pangan nasional hingga Desember 2025.