Cara mengelola keuangan usaha merupakan salah satu aspek krusial dalam membangun dan mengembangkan bisnis hingga mencapai kesuksesan.
Tantangan terbesar dalam menjalankan usaha sering kali terletak pada bagaimana mengatur aliran keuangan dengan baik. Dibutuhkan disiplin serta pemahaman yang cukup agar setiap transaksi dan keuntungan yang diperoleh dapat dikelola secara optimal.
Baik itu dalam cara mengelola finansial usaha bengkel, kuliner, atau bidang lainnya, keberhasilan sebuah bisnis sangat bergantung pada strategi pengelolaan keuangan yang diterapkan.
Setiap pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan harus dikelola dengan bijak agar mampu mendukung pertumbuhan usaha ke depannya.
Ada beberapa langkah dan strategi yang bisa diterapkan untuk memastikan kondisi keuangan bisnis tetap sehat. Dengan memahami cara-cara berikut, peluang untuk mencapai perkembangan usaha yang lebih besar akan semakin terbuka.
Lantas, bagaimana cara mengelola keuangan usaha dengan baik? Simak pembahasannya berikut ini!
Cara Mengelola Keuangan Usaha
Cara mengelola keuangan usaha adalah kunci utama dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan bisnis. Berikut ini panduan selengkapnya.
1. Mencatat Seluruh Pengeluaran
Langkah pertama dalam cara mengelola keuangan bisnis adalah memastikan bahwa setiap pengeluaran tercatat dengan detail dan akurat.
Jika pencatatan ini tidak dilakukan dengan baik, maka bisnis dalam bentuk apa pun, termasuk usaha daging atau sektor lainnya, akan sulit berkembang.
Dengan memiliki catatan pengeluaran yang rapi, kita dapat dengan mudah melacak kemana uang dialokasikan. Sebagai contoh, dalam cara mengelola finansial usaha warung, setiap pembelian bahan dagangan harus dicatat dengan rinci.
Hal ini akan membantu dalam menghitung keuntungan dari setiap produk yang terjual. Agar lebih mudah dalam mencatat pengeluaran, disarankan untuk menyimpan semua bukti transaksi selama menjalankan bisnis.
Selain itu, mencatat pemasukan juga sangat penting karena pengeluaran selalu berhubungan dengan pendapatan. Dengan melihat selisih antara keduanya, kita bisa memperoleh gambaran jelas mengenai kondisi keuangan usaha.
Tujuan utama dari pencatatan ini adalah untuk mengantisipasi selisih angka yang mungkin terjadi. Wajar jika jumlah uang yang keluar tidak selalu sesuai dengan bukti transaksi yang ada.
Namun, dengan mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran, pergerakan keuangan bisa dilacak dengan lebih baik, sehingga setiap potensi masalah dapat diatasi sejak dini.
2. Membuat Proyeksi Keuangan
Langkah berikutnya dalam cara mengelola keuangan bisnis adalah menyusun proyeksi keuangan. Proyeksi ini berfungsi untuk merencanakan pengeluaran yang akan dilakukan dalam jangka waktu tertentu demi kepentingan usaha.
Sebagai contoh, kita bisa menentukan periode perencanaan selama enam bulan ke depan. Dalam kurun waktu tersebut, beberapa pengeluaran yang perlu diperhitungkan untuk usaha dagang kecil seperti warung bisa mencakup:
- Pembelian barang dagangan secara berkala (mingguan atau bulanan)
- Pengadaan peralatan tambahan di bulan kedua
- Penambahan stok dagangan di bulan ketiga
- Perluasan bangunan warung pada bulan keempat
- Pembukaan cabang baru di bulan kelima
- Kegiatan promosi di bulan keenam untuk meningkatkan jumlah pelanggan
Daftar ini hanya sebagai ilustrasi dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis masing-masing. Namun, inti dari proyeksi keuangan adalah memastikan bahwa setiap rencana pengeluaran sudah dipersiapkan dengan baik.
Dengan begitu, keuntungan yang diperoleh bisa dialokasikan secara tepat sesuai pos-pos yang telah ditentukan sebelumnya.
Pembuatan pos keuangan ini sangat penting, terutama dalam pengelolaan usaha yang ingin berkembang lebih jauh.
Pos pertama bisa difokuskan untuk kebutuhan operasional harian dan bulanan, sementara pos lainnya diperuntukkan bagi pengembangan bisnis sesuai prioritas.
Dengan menerapkan strategi ini, bisnis dapat berjalan lebih sistematis dan memiliki arah yang jelas.
3. Memisahkan Keuangan Pribadi dan Bisnis
Salah satu kesalahan umum yang sering terjadi di kalangan pengusaha pemula adalah mencampur keuangan pribadi dengan keuangan bisnis. Awalnya, hal ini mungkin tidak terasa berpengaruh, terutama jika kondisi bisnis masih stabil.
Namun, ketika menghadapi situasi darurat atau krisis, pencampuran keuangan ini bisa menyebabkan bisnis mengalami kesulitan finansial, bahkan berisiko mengalami kebangkrutan.
Untuk itu, langkah paling bijak dalam cara mengelola keuangan bisnis adalah dengan memisahkan kedua jenis keuangan tersebut sejak awal.
Misalnya, dalam cara mengelola keuangan bisnis kecil, pencatatan keuangan pribadi sering kali menjadi tantangan karena arus kas bisnis yang tidak terlalu besar.
Dengan memiliki batasan yang jelas antara uang pribadi dan bisnis, pengelolaan keuangan bisa lebih terstruktur dan mudah dilacak.
Dalam prinsip dasar akuntansi, pemisahan antara keuangan pribadi dan bisnis merupakan hal yang fundamental. Oleh karena itu, pengusaha yang ingin mengembangkan bisnisnya harus memastikan bahwa keuangan tidak bercampur.
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memiliki dua rekening terpisah: satu untuk keperluan pribadi dan satu lagi untuk bisnis.
Gunakan rekening pribadi untuk kebutuhan sehari-hari, sedangkan rekening bisnis difokuskan untuk operasional dan pengembangan usaha.
Dengan pendekatan ini, arus kas bisa dipantau dengan lebih baik, memastikan bisnis tetap berjalan lancar tanpa mengganggu kebutuhan pribadi.
4. Membayar Tagihan Tepat Waktu
Dalam cara mengelola keuangan bisnis, membayar tagihan tepat waktu harus menjadi prioritas utama. Dengan melunasi semua kewajiban secara disiplin, kita dapat mengetahui laba bersih yang benar-benar dimiliki.
Jika ada tagihan yang belum dibayar, keuntungan yang tampak masih belum mencerminkan kondisi keuangan sebenarnya. Laba usaha baru bisa dihitung secara akurat setelah semua tagihan dan kewajiban lunas.
Dalam manajemen keuangan usaha kecil, ada istilah laba kotor dan laba bersih. Laba kotor merupakan pendapatan yang belum dikurangi pengeluaran, termasuk tagihan.
Sedangkan laba bersih adalah keuntungan murni setelah semua biaya operasional dan kewajiban dibayarkan.
5. Menghitung Pemasukan dan Keuntungan dengan Detail
Langkah berikutnya dalam cara mengelola keuangan bisnis adalah menghitung setiap pemasukan dan keuntungan dengan teliti.
Proses ini berkaitan erat dengan pencatatan pengeluaran, namun fokusnya lebih kepada menghitung pendapatan bersih yang diperoleh dari bisnis.
Caranya adalah dengan menjumlahkan semua pemasukan, kemudian menguranginya dengan kewajiban yang harus dibayar. Dari sinilah kita bisa mengetahui angka keuntungan yang sebenarnya.
Dengan pemahaman ini, bisnis dapat dikelola dengan lebih baik dan pengusaha dapat mengambil keputusan finansial yang lebih bijak.
Melakukan pencatatan pemasukan dan pengeluaran secara rinci adalah langkah penting dalam menjaga stabilitas usaha.
Pengusaha yang sukses adalah mereka yang mampu mengelola arus kas dengan baik, sehingga bisnis dapat terus berkembang dengan keuangan yang sehat.
6. Mengurangi Pengeluaran untuk Perjalanan
Dalam cara mengelola keuangan bisnis, salah satu strategi yang bisa diterapkan adalah menekan biaya yang tidak terlalu mendesak, termasuk pengeluaran untuk perjalanan.
Meskipun perjalanan bisnis sering kali diperlukan, pengeluaran yang tidak terkendali dapat menghambat pertumbuhan usaha.
Bagi pelaku usaha kuliner, misalnya, perjalanan untuk mencari bahan baku terbaik dan melakukan eksperimen rasa memang penting. Namun, ada cara untuk menghemat biaya tanpa mengorbankan kualitas bisnis.
Dengan strategi yang tepat, pengeluaran untuk perjalanan bisa diminimalkan, sehingga dana yang tersedia dapat lebih difokuskan pada pengembangan usaha.
Mengoptimalkan pemasukan dan meminimalkan pengeluaran merupakan kunci utama dalam cara mengelola keuangan bisnis yang efektif.
Dengan mengontrol setiap aspek keuangan, bisnis dapat berjalan lebih efisien dan memiliki peluang lebih besar untuk berkembang.
7. Memahami Kontrak Perjanjian dengan Pihak Ketiga
Dalam menjalankan cara mengelola keuangan bisnis, terutama saat bisnis mulai berkembang, sering kali kita menjalin kerja sama dengan pihak ketiga.
Kolaborasi dengan mitra bisnis dapat menjadi langkah strategis untuk mempercepat pertumbuhan usaha, baik dalam aspek operasional maupun ekspansi.
Di era digital seperti sekarang, bisnis berbasis online semakin mengandalkan kemitraan dan kerja sama dengan berbagai pihak.
Oleh karena itu, memahami isi kontrak perjanjian dengan detail menjadi hal yang sangat penting dalam cara mengatur keuangan usaha online.
Selain membantu mengelola keuangan dengan lebih tertata, kontrak yang jelas juga berfungsi sebagai perlindungan terhadap kemungkinan risiko yang bisa merugikan bisnis.
Jika terjadi ketidaksesuaian atau pelanggaran dari pihak ketiga, kontrak menjadi dasar hukum yang dapat digunakan untuk menuntut hak dan mengatasi potensi kerugian.
8. Mengawasi Arus Kas dengan Disiplin
Langkah penting dalam cara mengelola keuangan bisnis adalah menjaga kelancaran arus kas. Meskipun terdengar sederhana, kenyataannya mengelola arus kas memerlukan kedisiplinan tinggi agar uang usaha tidak tercampur dengan keuangan pribadi.
Tantangan utama dalam pengawasan arus kas sering kali bukan terletak pada proses pencatatannya, tetapi pada konsistensi dalam menjalankannya. Semakin lancar arus kas, semakin stabil pula kondisi keuangan usaha.
Hal ini menjadi lebih krusial bagi bisnis dengan perputaran uang yang cepat, seperti usaha daging. Dalam cara mengelola keuangan bisnis daging, transaksi jual beli berlangsung setiap hari dengan aliran uang yang sangat dinamis.
Oleh karena itu, setiap pemasukan dan pengeluaran, sekecil apa pun, perlu diawasi dengan detail agar tidak ada kebocoran keuangan yang tidak terdeteksi.
Dengan pengelolaan yang baik, kita bisa lebih mudah mengalokasikan pendapatan sesuai kebutuhan.
Dana yang tersedia dapat didistribusikan untuk pengembangan bisnis, tabungan darurat, dan operasional dengan lebih terstruktur. Hal ini akan membuat bisnis berjalan lebih stabil dan memiliki fondasi finansial yang kuat.
9. Manfaatkan Laba untuk Pengembangan Usaha
Laba adalah hasil dari kerja keras dalam menjalankan bisnis, dan setiap pengusaha tentu ingin meraih keuntungan yang tinggi. Namun, sering kali ada godaan untuk langsung menggunakannya untuk kebutuhan pribadi.
Dalam cara mengelola keuangan bisnis yang bijak, laba sebaiknya tidak langsung dihabiskan untuk kepentingan pribadi.
Sebaliknya, pengusaha yang cermat akan menyisihkan dan mengalokasikan laba sebagai tambahan modal agar usaha terus berkembang.
Baik laba yang kecil maupun besar, sebaiknya tetap diarahkan untuk memperluas bisnis. Ada tahapan yang perlu dilalui sebelum laba bisa digunakan untuk keperluan pribadi.
Indikasi utama bahwa bisnis sudah siap memberikan keuntungan bagi pemiliknya adalah ketika usaha telah mencapai kestabilan finansial.
Sebagai contoh, dalam cara mengelola finansial usaha warung, setiap keuntungan yang diperoleh lebih baik disimpan terlebih dahulu untuk membeli stok barang yang mulai habis.
Memprioritaskan penggunaan laba untuk mendukung operasional bisnis akan membuat usaha lebih berkelanjutan.
Dalam cara mengatur keuangan bisnis, strategi yang efektif untuk mengembangkan usaha adalah dengan memanfaatkan laba secara optimal.
Pengusaha yang sukses biasanya akan memutar kembali keuntungan ke dalam bisnis, bukan mengandalkan modal tambahan atau uang pribadi.
Setelah keuangan usaha benar-benar stabil, barulah keuntungan bisa dikelola untuk kebutuhan pribadi dengan lebih leluasa.
10. Perhatikan Aset, Modal, dan Utang Piutang
Saat fokus pada pengembangan bisnis, sering kali pengusaha lebih sibuk memperluas usaha dan menjangkau pelanggan baru, hingga lupa mencatat dan mengevaluasi aset yang dimiliki.
Padahal, memahami kepemilikan aset, jumlah modal, serta utang piutang adalah bagian penting dari cara mengelola keuangan bisnis yang sehat.
Aset merupakan bagian utama dalam operasional bisnis, sehingga penting untuk selalu mengetahui apa yang sudah dimiliki dan bagaimana kondisinya.
Hindari mengambil langkah terburu-buru seperti menggadaikan aset berharga tanpa pertimbangan matang, hanya demi tambahan modal usaha.
Banyak pengusaha yang melakukan hal ini, misalnya dengan mengorbankan properti atau peralatan bisnis untuk memperoleh dana segar.
Oleh karena itu, dalam cara mengatur keuangan pribadi dan usaha, diperlukan pencatatan aset, modal, dan utang piutang yang selalu diperbarui.
Terutama bagi pemula, sebelum memutuskan ekspansi atau investasi lebih lanjut, pastikan untuk memahami kondisi finansial usaha secara menyeluruh. Dengan begitu, bisnis dapat berkembang tanpa risiko keuangan yang tidak terkontrol.
11. Konsultasikan dengan Mentor yang Berpengalaman
Jangan ragu untuk mencari bimbingan dari mentor yang sudah berpengalaman dalam cara mengelola keuangan bisnis.
Saran dari ahli bisa menjadi faktor penting dalam meningkatkan efektivitas pengelolaan bisnis, terutama jika ingin mengembangkan usaha ke level yang lebih besar.
Bagi yang telah terbiasa dengan cara mengelola finansial usaha dagang kecil dan ingin beralih ke skala bisnis yang lebih luas, mendapatkan panduan dari mentor adalah langkah strategis.
Kehadiran mentor bukan hanya membantu dalam aspek finansial, tetapi juga memperkuat mentalitas sebagai pengusaha yang siap menghadapi tantangan lebih besar.
Selain itu, melalui sesi mentoring, pengusaha dapat mengukur sejauh mana perkembangan mereka, baik dalam keterampilan manajerial maupun dalam kesiapan menghadapi persaingan.
Dengan memahami batasan diri dan terus belajar dari pengalaman mentor, peluang untuk mencapai kesuksesan bisnis akan semakin terbuka.
12. Manfaatkan Software untuk Pengelolaan Keuangan dan Penjualan
Di era digital seperti sekarang, cara mengelola keuangan bisnis bisa menjadi lebih efisien dengan bantuan software atau aplikasi khusus. Berbagai pilihan teknologi sudah tersedia untuk membantu pencatatan keuangan secara lebih akurat dan sistematis.
Bagi pemilik usaha kecil yang masih belajar mengelola keuangan dengan baik, penggunaan software dapat membantu mencatat pemasukan dan pengeluaran secara terstruktur.
Dengan begitu, bisnis bisa berkembang tanpa risiko kesalahan pencatatan yang berpotensi merugikan.
Saat memilih software keuangan, baik yang berbayar maupun yang gratis, penting untuk memastikan bahwa fitur-fiturnya sesuai dengan kebutuhan bisnis.
Jika masih baru dalam penggunaannya, ada baiknya meminta bimbingan dari mentor atau ahli keuangan agar pengelolaannya lebih optimal dan terhindar dari kesalahan.
Sebagai penutup, dengan menerapkan cara mengelola keuangan usaha yang tepat, bisnis dapat berkembang lebih stabil dan berkelanjutan.